counters

Thursday, June 5, 2014

MY THESIS


  JUDUL :
Pengembangan Proses Pembelajaran Bahasa Inggris dengan pendekatan saintifik pada Sekolah Menengah Kejuruan Kota Bandung 
(Studi Deskriptif di Sekolah Menengah Kejuruan Kota Bandung)


A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara. UUD 1945 mengamanatkan pentingnya pendidikan bagi seluruh warga negara seperti tertuang dalam pasal 28 ayat 1, bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan umat manusia, dan pasal 31 ayat 1 menjelaskan bahwa “Setiap Warga negara berhak mendapatkan pendidikan”.
Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat (1) disebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan mempunyai peran penting dan strategis dalam pembangunan, terhadap rendahnya kualitas sumber daya manusia yang merupakan kelemahan mendasar. Kritik terhadap rendahnya mutu pendidikan, rendahnya sumber daya manusia yang tidak dapat berkompetisi pada perubahan yang sangat cepat dan bersifat global memberikan tuntutan mutu sumberdaya manusia. Tuntutan sumber daya manusia professional yang  memiliki kecakapan hidup.
Pendidikan diasumsikan dan diyakini dapat memberikan kontribusi terhadap tuntutan global tersebut. Sebagaimana disebutkan dalamPasal (3) UUSPN Tahun 2003  Bab II tentang Dasar, Fungsi dan Tujuan bahwa tujuan pendidikan Nasional adalah sebagai berikut:
”Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta  peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa , bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang MahaEsa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggungjawab (UUSPN: 2003)”
Lalu visi pembangunan pendidikan nasional yang tercermin dalam GBHN (1999) adalah mewujudkan system dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan berkualitas guna mewujudkan bangsa yang berakhlaq mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, disiplin, bertanggung jawab, trampil, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Untuk mewujudkan harapan tersebut diatas diperlukan partisipasi dari seluruh komponen pendidikan baik pemerintah, sekolah maupun masyarakat.
Dalam konteks itu sering dikemukakan bahwa pendidikan adalah pengembangan sumber-daya manusia. Fokusnya makin jelas beralih dari mendidik/mengajar (teaching) ke belajar (learning). Maka diperkenalkanlah oleh UNESCO  konsep tentang: Learning to know, learning to work, learning to be, learning to live together! Bahkan ada yang menambahkan : Learning to learn! Learning to Serve the AlMighty! Bagi kita, belajar itu bukan saja membangun ketrampilan hidup, namun jsutru membangun kekuatan baru pada ”hati, otak, tangannya” yang jadi perekat dan pendukung (magnetic and driving forces)  untuk perkembangan pribadi, lingkungan masyarakat serta alamnya secara berkelanjutan. Jelaslah bahwa belajar itu, wajib hukumnya!
Menurut Al Ghazali (dalam Daryanto, 2010), mengajar merupakan suatu proses bimbingan pada peserta didik dalam proses belajar. Selain berfungsi untuk menyampaikan ilmu pengetahuan dan informasi, mengajar juga berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi siswa, mendapatkan umpan balik, serta mengarahkannya kepada tujuan yang benar, menanamkan pengetahuan kepada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat.
Secara formal, guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam proses pembelajaran terutama di dalam kelas, karena bagi siswa guru sering dijadikan tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri.
Permasalahan yang berkembang saat ini dalam dunia pendidikan terutama dalam lingkup mikro di tingkat satuan pendidikan adalah masih banyak sekali guru yang kurang melakukan proses manajemen dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran seperti melakukan perencanaan (planning), pengaturan (organizing), implementasi (actuating),  dan pengawasan (controlling), terhadap proses pembelajaran yang diberikan. Guru cenderung kurang mengembangkan  metode yang kreatif dan inovatif dalam pembelajaran, mereka cenderung masih menggunakan cara – cara kuno dalam menyampaikan pelajaran di dalam kelas sehingga siswa cenderung kurang berkembang daya kreasi dan imajinasinya.
Guru ideal adalah guru terstandar yang memiliki 10 kemampuan dasar guru (Depdikbud 1980)
1.      Penguasaan bahan pelajaran beserta dasar-dasar konsep keilmuannya.
2.      Pengelolaan program belajar mengajar.
3.      Pengelolaan kelas
4.      Penggunaan media dan sumber pembelajaran.
5.      Penguasaan landasan-landasan kependidikan.
6.      Pengelolaan interaksi belajar mengajar.
7.      Penilaian prestasi siswa.
8.      Pengenalan funsgi dan program bimbingan dan penyuluhan.
9.      Pengenalan dan penyelenggaraan admmistrasi sekolah.
10.  Pemahaman prinsip-prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan peningkatan mutu pengajaran.
Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Dalam arti bahwa kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru  baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.
Pendekatan saintifik sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 81 tahun 2013 adalah tertera dalam kegiatan inti pembelajaran, bahwasannya  ; Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan matapelajaran, yang meliputi proses observasi, menanya, mengumpulkan informasi, asosiasi, dan komunikasi. Untuk pembelajaran yang berkenaan dengan KD yang bersifat prosedur untuk melakukan sesuatu, guru memfasilitasi agar peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap pemodelan/demonstrasi oleh guru atau ahli, peserta didik menirukan, selanjutnya guru melakukan pengecekan dan pemberian umpan balik, dan latihan lanjutan kepada peserta didik. 
Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan kompetensi yang terkait dengan sikap seperti jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP. Cara pengumpulan data sedapat mungkin relevan dengan jenis data yang dieksplorasi, misalnya di laboratorium, studio, lapangan, perpustakaan, museum, dan sebagainya. Sebelum menggunakannya peserta didik harus tahu dan terlatih dilanjutkan dengan menerapkannya.
Berikutnya adalah contoh aplikasi dari kelima kegiatan belajar (learning event) .
a.       Mengamati
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.
b.      Menanya 
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri.
Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan.
Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.
c.       Mengumpulkan dan mengasosiasikan
Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memeroses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan.
d.      Mengkomunikasikan hasil.
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.

B.  IDENTIFIKASI MASALAH
Keberhasilan siswa dalam mempelajari suatu materi pelajaran terletak pada bagaimana guru mampu mengelola pembelajaran, pengelolaan tersebut mencakup perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan pengawasan (controlling).
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis ingin mencoba merumuskan masalah sebagai berikut:
1.         Masih Lemahnya penerapan manajemen pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas.
2.         Perlu adanya pemahaman bagi para guru dalam melaksanakan manajemen pembelajaran dalam proses kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris dengan pendekatan saintifik.
3.         Kurangnya pembinaan dan motivasi tentang manajemen pembelajaran bagi guru Bahasa Inggris Sekolah Menengah Kejuruan.

C. BATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH
1. Batasan Masalah
Bertolak dari identifikasi masalah tadi, maka supaya lebih fokus, penulis ingin membatasi masalah pada hal – hal berikut:
a.       Penyediaan kelengkapan dalam manajemen pembelajaran yang lebih baik agar pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru bahsa Inggris lebih efektif dan bermutu.
b.      Pemahaman manajemen pembelajaran yang dilaksanakan pada saat berlangsungnya kegiatan belajar – mengajar bahasa Inggris dengan pendekatan saintifik di dalam kelas.
c.       Parameter yang digunakan dalam mengukur terlaksananya kegiatan belajar – mengajar bahasa Inggris dengan pendekatan saintifik di Sekolah Menengah Kejuruan.

2. Perumusan Masalah
Untuk merumuskan masalah dalam penelitian ini, penulis mencoba menyajikannya sebagai berikut:
a.       Besar sekali harapan dari siswa – siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Bandung mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan yang mudah dimengerti.
b.      Masih kurangnya guru bahasa Inggris melaksanakan manajemen pembelajaran dalam menciptakan kegiatan belajar–mengajar dengan penerapan pendekatan saintifik di dalam kelas terutama di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan.
c.       Mencari solusi yang dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi dengan menggali berbagai sumber dari para ahli.

D. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah;
1.      Mengetahui  Manajemen Proses Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar Bahasa Inggris dengan pendekatan saintifik di Sekolah Menengah Kejuruan dalam penerapan kurikulum 2013.
2.      Mengetahui pelaksanaan Manajemen Proses Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar Bahasa Inggris dengan pendekatan saintifik di Sekolah Menengah Kejuruan dalam penerapan kurikulum 2013.
3.      Masalah apa yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam Manajemen Proses Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar Bahasa Inggris dengan pendekatan saintifik di Sekolah Menengah Kejuruan dalam penerapan kurikulum 2013.
4.      Menganalisis pelaksanaan Manajemen Proses Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar Bahasa Inggris dengan pendekatan saintifik di Sekolah Menengah Kejuruan dalam penerapan kurikulum 2013.

E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat secara teoritis dan praktis dari penelitian ini adalah:
1.      Manfaat Teoritis
a.       Menambah wawasan bacaan bagi mereka yang berminat mempelajari dan mendalami manajemen pembelajaran dalam implementasinya di dalam kelas guna menciptakan pengangajaran yang bermutu.
b.      Memberikan gambaran nyata tentang kegiatan pembelajaran bahasa Inggris khususnya di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan.
c.       Membandingkan antara teori yang penulis dapatkan di lapangan dengan kenyataan ril di lapangan.

2.      Manfaat Praktis
a.       Melatih dan memotivasi penulis untuk melakukan peneilitian lapangan dan menyusun laporan penelitian.
b.      Memberikan sumbangan fikir tentang manajemen pembelajaran khususnya bagi sekolah menengah kejuruan (SMK) yang diteliti.
c.       Memberikan pengalaman terhadap guru dan siswa yang menjadi objek penelitian.

F. ASUMSI DAN PERTANYAAN PENELITIAN
a. Asumsi
Sebagai asumsi dari penelitian ini penulis bertolak dari asumsi bahwa kegiatan belajar – mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan, ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik memberi dampak pada tumbuh kembangnya keterampilan, kecerdasan, kreatifitas dan karakter/ kepribadian.
Memang diperlukan kerja keras yang cerdas. Kerja keras yang cerdas dilakukan dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills). Dalam hal ini , guru harus memiliki kesadaran-diri (self-consciousness) yang mendalam, juga kesadaran kolektif (collective consciousness) yang sama mendalamnya. Itu tugas berat dan amat sulit dapat dicapai, kecuali dimulai dengan otak dan hati yang bersih.Pembangunan pengetahuan pada struktur kognitif siswa, baik secara super ordinat maupun secara ordinat membentuk peta konsep dengan hirarki konsep dan hubungan antar konsep secara bermakna bergantung pada kesiapan dan kemampuan seseorang untuk membangunnya.Peaget (1980:35).
Guru adalah salah satu penentu keberhasilan pendidikan. Tugas utama guru sebagai pendidik di sekolah, melakukan tugas-tugas kinerja pendidikan dalam bimbingan, pengajaran dan latihan. Semua kegiatan itu sangat terkait dengan upaya pengembangan para peserta didik melalui keteladanan, penciptaan lingkungan pendidikan yang kondusif, membimbing, mengajar dan melatih peserta didik. Dengan demikian maka, sangat penting keberadaan guru sebab segala bentuk kebijakan dan program pada akhirnya akan ditentukan oleh kinerja yang berada di garda terdepan yaitu guru.
 Bentuk perhatian pemerintah pusat dalam pembinaan profesional guru dan dukungan kesejahteraan dengan diterbitkannya UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Dalam Bab III pasal 7 angka (1) huruf d) disebutkan bahwa "guru harus memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya" dan huruf f) "guru memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja" dan Permen Diknas No. 50 tahun 2007 tentang standar pengelolaan pendidikan oleh pemerintah daerah disebutkan bahwa "Pemerintah kabupaten/ kota menjamin tersedianya dana, sarana dan prasarana untuk melaksanakan program peningkatan kualifikasi dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan".
Kompetensi guru dalam proses pembelajaran menurut Abin Syamsuddin dengan mengutip pemikiran Gage dan Berliner mencakup : (1) perencana (planner), yaitu guru harus mempersiapkanapa yang akan dilakukan di dalam proses belajar mengajar (pre-teaching problems), (2) pelaksana (organizer), yaitu guru harus dapat menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana, di mana ia bertindak sebagai orang sumber (resource person), selama proses berlangsung (during teaching problems) dan (3) penilai (evaluator), yaitu guru harus mengumpulkan, menganalisa, menafsirkan dan akhirnya harus memberikan pertimbangan (judgement), atas tingkat keberhasilan proses pembelajaran, berdasarkan kriteria yang ditetapkan, baik mengenai aspek keefektifan prosesnya maupun kualifikasi produknya. Di lain pihak, Moh. Surya (1997) mengemukakan kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru di sekolah adalah bagaimana merancang pembelajaran, mengelola pembelajaran, menilai hasil pembelajaran peserta didik, mengarahkan pembelajaran dan membimbing peserta didik.
Dunia pendidikan tidak dapat lepas dari masalah manajemen, karena pendidikan juga memerlukan penanganan dalam pengelolaannya secara terencana, teratur dan tertata dengan baik. Oleh karena itu,pendidikan akan selalu mengikuti prinsip manajemen yaitu mulai dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan pengawasan (controlling). P. Siagian,(1991).
UNESCO memperkenalkan konsep belajar yaitu;
1.      Learning to know, yaitu belajar untuk mengetahui sesuatu,
2.      Learning to do,yaitu belajar untuk mengerjakan sesuatu,
3.      Learning to be, yaitu belajar untu berbuat sesuatu,
4.      Llearning to live together, yaitu belajar untuk mampu berbaur dan bermakna bagi orang lain.
Manajemen pembelajaran dalam penelitian ini dimaksudkan bahwa pengelolaan proses belajar dan mengajar dilakukan secara profesional yaitu memiliki keahlian dibidangnya, memiliki komitmen, berakar dan memiliki etika yang baik. Pengelolaan pembelajaran yang dilakukan  menumbuhkan dan menciptakan kegiatan belajar – mengajar yang bermutu  sehingga tercipta proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif  dan menyenangkan.



b. Pertanyaan penelitian

1.    Apa Tujuan  Manajemen Proses Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar Bahasa Inggris dengan pendekatan saintifik di Sekolah Menengah Kejuruan dalam penerapan kurikulum 2013?
2.    Bagaimana Implementasi Manajemen Proses Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar Bahasa Inggris dengan pendekatan saintifik di Sekolah Menengah Kejuruan dalam penerapan kurikulum 2013?
3.    Masalah apa yang dihadapi oleh guru Manajemen Proses Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar Bahasa Inggris dengan pendekatan saintifik di Sekolah Menengah Kejuruan dalam penerapan kurikulum 2013?
4.    Bagaimana Upaya dan langkah perbaikan kedepan untuk Manajemen Proses Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar Bahasa Inggris dengan pendekatan saintifik di Sekolah Menengah Kejuruan dalam penerapan kurikulum 2013?

G. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan dua variabel yaitu ‘Manajemen Pembelajaran” dan ‘ Kegiatan belajar-mengajar Bahasa Inggris dengan pendekatan saintifik”.
Dengan menggunanakan metode penelitian kualitatif, Penelitian menggunakan instrumen dirinya sendiri yang di dukung dengan kuisioner dan pedoman wawancara yang akan diolah melalui skala Linkert dalam membuktikan asumsi atau hipotesa yang dituliskannya.
Langkah – langkah yang akan dilakukan oleh penulis dalam penulisan laporan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian yang akan dilaksanakan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu hasil sajian lebih memperhatikan karakteristik, kualitas, dan keterkaitan antar kegiatan. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena yang lain.
2.      Teknik pengumpulan data dan instrumen yang akan digunakan
Teknik pengumpulan data sesuai dengan metodologi penelitian yang akan digunakan yaitu melalui observasi, wawancara dan penyebaran angket. Sedangkan instrumen yang akan dipakai dalam pengumpulan datanya menggunakan pedoman pengamatan, pedoman wawancara dan kuisioner.
3.      Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah para guru dan siswa yang berasal dari 4 Sekolah menengah Kejuruan di Kota Bandung khususnya yaitu; SMK Negeri 1 Bandung, SMK Negeri 3 Bandung, SMK Pasundan 1 Kota Bandung dan SMK Profita Bandung. Masing – masing sekolah akan diambil sampel rata – rata 4 orang guru bahasa Inggris dan 5 orang siswa.
4.      Prosedur pengumpulan data
Prosedur pengumpulan datanya melalui pengolahan hasil observasi, wawancara dan jawaban serta tanggapan yang dikemukakan dalam kuisioner.
5.      Teknik analisa data
Teknik analisis datanya adalah deskriptif analitif dari seluruh respon yang diberikan oleh subjek penelitian melalui hasil pengamatan (observasi), wawancara dan respon yang dikemukakan dalam kuisioner. Teknik ini mengolah informasi tentang situasi yang terjadi di lapangan saat ini (Present condition), menganalisis informasi yang dibutuhkan peneliti dan menentukan bagaimana cara pencapaian hasilnya.
H. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN PENELITIAN
Adapun sistematika penulisan laporan penelitian tesis ini disusun sebagai berikut;

BAB I      : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
B.     Rumusan dan Pembatasan Masalah
C.     Tujuan dan Manfaat Penelitian
D.    Asumsi dan Pertanyaan Penelitian
E.     Kerangka Pemikiran
F.      Definisi Operasional
G.    Prosedur Penelitian
H.    Sistematika Penulisan
BAB II     : LANDASAN TEORI
A.    Manajemen Pembelajaran
B.     Kegiatan Belajar- mengajar
C.     Pendekatan Saintifik
D.    Strategi pengembangan manajemen pembelajaran di kelas.
BAB III   : METODE PENELITIAN
A.    Pendekatan dan Metode penelitian
B.     Tempat dan Waktu Penelitian
C.     Subjek dan Objek Penelitian
BAB IV   : LAPORAN PENELITIAN
A.    Kondisi Objektif Lokasi penelitian
B.     Deskripsi Hasil Penelitian
C.     Pembahasan
BAB V     : PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, daeng & Pipin Arifin, (2010), ‘Menuju Guru Professional’. Pustaka Al- Kasyaf. Bandung. Indonesia
Daryanto, (2010), ‘Belajar dan Mengajar’. Yrama Widya. Bandung.
Hamalik, Oemar (1999). “ Landasan dan Wawasan Manajemen Pengembangan Kurikulum.’ Makalah bahan kajian matrikulasi program S-2 Pengembangan Kurikulum program Pascasarjana, UPI.
Johnson, Kost. Rosenweig. (1973), The Theory and management of System. McGraw-Hill, Tokyo
Alma Buchari, (2009), ‘Guru Professional. Menguasai Metode dan Terampil Mengajar, PT. Alfabeta, Bandung.
Permadi, Dadi & Daeng Arifin (2010), “ The Smiling Teacher”, Perubahan motivasi dan sikap dalam mengajar. CV. Nuansa Aulia Bandung.
Sukmadinata, Nana S (2009) “Metode penelitian Pendidikan” PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Surjadi, Ahmad (2009), “Pengantar Statistik Pendidikan” Program Pasca Sarjana  UNINUS Bandung
Tuckman W. Bruce. (1978). Conducting Educational Research,  Second Edition. Harcort Brace Jovanovich, Inc Bab 9
_________, Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Citra Umbara, Bandung
_________,Permendiknas No. 50 Tahun 2007 tentang Standar pengelolaan Pendidikan.
_________,Permendikbud No 81a Lampiran IV tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran.