Hi there ... Trust me...I never hate you nor anyone :)
ISTA - VIE - BRUWT
just trying to express my missing of nature
Saturday, July 5, 2014
Thursday, June 5, 2014
MY THESIS
JUDUL :
Pengembangan Proses Pembelajaran Bahasa Inggris dengan
pendekatan saintifik pada Sekolah Menengah Kejuruan Kota Bandung
(Studi
Deskriptif di Sekolah Menengah Kejuruan Kota Bandung)
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara. UUD 1945
mengamanatkan pentingnya pendidikan bagi seluruh warga negara seperti tertuang
dalam pasal 28 ayat 1, bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan mendapatkan
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan
kualitas hidupnya demi kesejahteraan umat manusia, dan pasal 31 ayat 1
menjelaskan bahwa “Setiap Warga negara berhak mendapatkan pendidikan”.
Dalam
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat (1)
disebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan
mempunyai peran penting dan strategis dalam pembangunan, terhadap rendahnya kualitas sumber daya
manusia yang merupakan kelemahan mendasar. Kritik terhadap rendahnya mutu pendidikan,
rendahnya sumber daya manusia yang tidak dapat berkompetisi pada perubahan yang
sangat cepat dan bersifat global memberikan tuntutan mutu sumberdaya manusia. Tuntutan
sumber daya manusia professional yang
memiliki kecakapan hidup.
Pendidikan diasumsikan dan diyakini
dapat memberikan kontribusi terhadap tuntutan global tersebut. Sebagaimana disebutkan
dalamPasal
(3) UUSPN Tahun 2003 Bab II tentang Dasar, Fungsi dan Tujuan bahwa tujuan
pendidikan Nasional adalah sebagai berikut:
”Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa , bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang MahaEsa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggungjawab (UUSPN: 2003)”
Lalu visi pembangunan pendidikan nasional
yang tercermin dalam GBHN (1999) adalah mewujudkan
system dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan berkualitas guna mewujudkan
bangsa yang berakhlaq mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas,
sehat, disiplin, bertanggung jawab, trampil, serta menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Untuk mewujudkan harapan
tersebut diatas diperlukan partisipasi dari seluruh komponen pendidikan baik
pemerintah, sekolah maupun masyarakat.
Dalam konteks itu sering dikemukakan bahwa pendidikan
adalah pengembangan sumber-daya manusia. Fokusnya makin jelas beralih dari
mendidik/mengajar (teaching) ke
belajar (learning). Maka
diperkenalkanlah oleh UNESCO konsep
tentang: Learning to know, learning to
work, learning to be, learning to live together! Bahkan ada yang
menambahkan : Learning to learn! Learning
to Serve the AlMighty! Bagi kita,
belajar itu bukan saja membangun ketrampilan hidup, namun jsutru membangun
kekuatan baru pada ”hati, otak, tangannya” yang jadi perekat dan pendukung (magnetic and driving forces) untuk perkembangan pribadi, lingkungan
masyarakat serta alamnya secara berkelanjutan. Jelaslah bahwa belajar itu,
wajib hukumnya!
Menurut Al Ghazali (dalam Daryanto, 2010), mengajar merupakan suatu
proses bimbingan pada peserta didik dalam proses belajar. Selain berfungsi
untuk menyampaikan ilmu pengetahuan dan informasi, mengajar juga berfungsi
untuk memecahkan masalah yang dihadapi siswa, mendapatkan umpan balik, serta
mengarahkannya kepada tujuan yang benar, menanamkan pengetahuan kepada
seseorang dengan cara paling singkat dan tepat.
Secara formal, guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling
penting dalam proses pembelajaran terutama di dalam kelas, karena bagi siswa
guru sering dijadikan tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri.
Permasalahan
yang berkembang saat ini dalam dunia pendidikan terutama dalam lingkup mikro di
tingkat satuan pendidikan adalah masih banyak
sekali guru yang kurang melakukan proses manajemen dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran seperti melakukan perencanaan (planning),
pengaturan (organizing), implementasi
(actuating), dan pengawasan (controlling), terhadap
proses pembelajaran yang diberikan. Guru cenderung kurang mengembangkan metode yang kreatif dan inovatif dalam
pembelajaran, mereka cenderung masih menggunakan cara – cara kuno dalam
menyampaikan pelajaran di dalam kelas sehingga siswa cenderung kurang berkembang
daya kreasi dan imajinasinya.
Guru ideal adalah guru terstandar yang memiliki 10 kemampuan dasar guru
(Depdikbud 1980)
1.
Penguasaan
bahan pelajaran beserta dasar-dasar konsep keilmuannya.
2.
Pengelolaan
program belajar mengajar.
3.
Pengelolaan
kelas
4.
Penggunaan
media dan sumber pembelajaran.
5.
Penguasaan
landasan-landasan kependidikan.
6.
Pengelolaan
interaksi belajar mengajar.
7.
Penilaian
prestasi siswa.
8.
Pengenalan
funsgi dan program bimbingan dan penyuluhan.
9.
Pengenalan
dan penyelenggaraan admmistrasi sekolah.
10.
Pemahaman
prinsip-prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan
peningkatan mutu pengajaran.
Strategi pembelajaran
sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat
dalam Kurikulum 2013. Dalam arti bahwa kurikulum memuat apa yang seharusnya
diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana
apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran
didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
dikembangkan oleh guru baik secara
individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.
Pendekatan saintifik
sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor
81 tahun 2013 adalah tertera dalam kegiatan inti pembelajaran, bahwasannya ; Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran
untuk mencapai tujuan, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi
pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti
menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan
matapelajaran, yang meliputi proses observasi, menanya, mengumpulkan informasi,
asosiasi, dan komunikasi. Untuk pembelajaran yang berkenaan dengan KD yang
bersifat prosedur untuk melakukan sesuatu, guru memfasilitasi agar peserta
didik dapat melakukan pengamatan terhadap pemodelan/demonstrasi oleh guru atau
ahli, peserta didik menirukan, selanjutnya guru melakukan pengecekan dan
pemberian umpan balik, dan latihan lanjutan kepada peserta didik.
Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan kompetensi
yang terkait dengan sikap seperti jujur, teliti, kerja sama, toleransi,
disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain yang tercantum dalam
silabus dan RPP. Cara pengumpulan data sedapat mungkin relevan dengan jenis
data yang dieksplorasi, misalnya di laboratorium, studio, lapangan,
perpustakaan, museum, dan sebagainya. Sebelum menggunakannya peserta didik
harus tahu dan terlatih dilanjutkan dengan menerapkannya.
Berikutnya
adalah contoh aplikasi dari kelima kegiatan belajar (learning event) .
a. Mengamati
Dalam
kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta
didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak,
mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan
pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar)
hal yang penting dari suatu benda atau objek.
b. Menanya
Dalam
kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik
untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat.
Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan:
pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang
abstra berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih
abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang
bersifat hipotetik.
Dari
situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih
memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana
peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri.
Dari
kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya
dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya
maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan.
Pertanyaan
tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam
dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari
sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.
c. Mengumpulkan
dan mengasosiasikan
Tindak
lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang
lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan
melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi.
Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memeroses
informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya,
menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai
kesimpulan dari pola yang ditemukan.
d. Mengkomunikasikan
hasil.
Kegiatan
berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam
kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut
disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik
atau kelompok peserta didik tersebut.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Keberhasilan siswa dalam mempelajari suatu materi pelajaran terletak
pada bagaimana guru mampu mengelola pembelajaran, pengelolaan tersebut mencakup
perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan
(actuating) dan pengawasan (controlling).
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis ingin mencoba merumuskan
masalah sebagai berikut:
1.
Masih Lemahnya penerapan manajemen
pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas.
2.
Perlu adanya pemahaman bagi
para guru dalam melaksanakan manajemen pembelajaran dalam proses kegiatan
pembelajaran Bahasa Inggris dengan
pendekatan saintifik.
3.
Kurangnya pembinaan dan
motivasi tentang manajemen pembelajaran bagi guru Bahasa Inggris Sekolah
Menengah Kejuruan.
C. BATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH
1. Batasan
Masalah
Bertolak dari identifikasi masalah tadi, maka supaya
lebih fokus, penulis ingin membatasi masalah pada hal – hal berikut:
a.
Penyediaan
kelengkapan dalam manajemen pembelajaran yang lebih baik agar pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru bahsa Inggris lebih efektif dan bermutu.
b.
Pemahaman manajemen
pembelajaran yang dilaksanakan pada saat berlangsungnya kegiatan belajar –
mengajar bahasa Inggris dengan
pendekatan saintifik di dalam kelas.
c.
Parameter yang
digunakan dalam mengukur terlaksananya kegiatan belajar – mengajar bahasa
Inggris dengan
pendekatan saintifik di Sekolah
Menengah Kejuruan.
2. Perumusan
Masalah
Untuk merumuskan masalah dalam penelitian ini, penulis
mencoba menyajikannya sebagai berikut:
a.
Besar sekali
harapan dari siswa – siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Bandung mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan yang mudah
dimengerti.
b.
Masih kurangnya
guru bahasa Inggris melaksanakan manajemen pembelajaran dalam menciptakan
kegiatan belajar–mengajar dengan penerapan
pendekatan saintifik di dalam kelas
terutama di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan.
c.
Mencari solusi yang
dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi dengan menggali berbagai sumber dari
para ahli.
D.
TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari
penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah;
1.
Mengetahui Manajemen
Proses Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Bahasa Inggris dengan
pendekatan saintifik di Sekolah Menengah
Kejuruan dalam penerapan
kurikulum 2013.
2.
Mengetahui pelaksanaan Manajemen Proses
Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Bahasa Inggris dengan
pendekatan saintifik di Sekolah Menengah
Kejuruan dalam penerapan
kurikulum 2013.
3.
Masalah apa yang
dihadapi oleh guru dan siswa
dalam Manajemen Proses
Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Bahasa Inggris dengan
pendekatan saintifik di Sekolah Menengah
Kejuruan dalam penerapan
kurikulum 2013.
4.
Menganalisis
pelaksanaan Manajemen Proses Pembelajaran
dalam Kegiatan Belajar Mengajar Bahasa Inggris dengan pendekatan saintifik di Sekolah Menengah Kejuruan dalam penerapan
kurikulum 2013.
E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat secara teoritis dan praktis dari penelitian ini adalah:
1.
Manfaat Teoritis
a.
Menambah wawasan bacaan bagi
mereka yang berminat mempelajari dan mendalami manajemen pembelajaran dalam
implementasinya di dalam kelas guna menciptakan pengangajaran yang bermutu.
b.
Memberikan gambaran nyata
tentang kegiatan pembelajaran bahasa Inggris
khususnya di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan.
c.
Membandingkan antara teori
yang penulis dapatkan di lapangan dengan kenyataan ril di lapangan.
2.
Manfaat Praktis
a.
Melatih dan memotivasi penulis
untuk melakukan peneilitian lapangan dan menyusun laporan penelitian.
b.
Memberikan sumbangan fikir
tentang manajemen pembelajaran khususnya bagi sekolah menengah kejuruan (SMK)
yang diteliti.
c.
Memberikan pengalaman terhadap
guru dan siswa yang menjadi objek penelitian.
F. ASUMSI DAN PERTANYAAN PENELITIAN
a. Asumsi
Sebagai asumsi dari penelitian ini penulis bertolak dari asumsi bahwa kegiatan
belajar – mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan
proses pendidikan, ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa
sebagai peserta didik memberi dampak pada tumbuh kembangnya keterampilan,
kecerdasan, kreatifitas dan karakter/ kepribadian.
Memang diperlukan
kerja keras yang cerdas. Kerja keras yang cerdas dilakukan dengan kemampuan
berpikir tingkat tinggi (higher order
thinking skills). Dalam hal ini , guru harus memiliki kesadaran-diri (self-consciousness) yang mendalam, juga
kesadaran kolektif (collective
consciousness) yang sama mendalamnya. Itu tugas berat dan amat sulit dapat
dicapai, kecuali dimulai dengan otak dan hati yang bersih.Pembangunan pengetahuan pada struktur kognitif siswa, baik secara super
ordinat maupun secara ordinat membentuk peta konsep dengan hirarki konsep dan
hubungan antar konsep secara bermakna bergantung pada kesiapan dan kemampuan
seseorang untuk membangunnya.Peaget (1980:35).
Guru adalah salah satu penentu
keberhasilan pendidikan. Tugas utama guru sebagai pendidik di sekolah,
melakukan tugas-tugas kinerja pendidikan dalam bimbingan, pengajaran dan latihan.
Semua kegiatan itu sangat terkait dengan upaya pengembangan para peserta didik melalui
keteladanan, penciptaan lingkungan pendidikan yang kondusif, membimbing,
mengajar dan melatih peserta didik. Dengan demikian maka, sangat penting keberadaan
guru sebab segala bentuk kebijakan dan program pada akhirnya akan ditentukan oleh
kinerja yang berada di garda terdepan yaitu guru.
Bentuk perhatian pemerintah pusat dalam pembinaan
profesional guru dan dukungan kesejahteraan dengan diterbitkannya UU No. 14
tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Dalam Bab III pasal 7 angka (1) huruf d)
disebutkan bahwa "guru harus memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan
bidang tugasnya" dan huruf f) "guru memperoleh penghasilan yang
ditentukan sesuai dengan prestasi kerja" dan Permen Diknas No. 50 tahun
2007 tentang standar pengelolaan pendidikan oleh pemerintah daerah disebutkan bahwa
"Pemerintah kabupaten/ kota menjamin tersedianya dana, sarana dan prasarana
untuk melaksanakan program peningkatan kualifikasi dan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan".
Kompetensi guru dalam
proses pembelajaran menurut Abin Syamsuddin dengan mengutip pemikiran Gage dan
Berliner mencakup : (1) perencana (planner), yaitu guru harus mempersiapkanapa
yang akan dilakukan di dalam proses belajar mengajar (pre-teaching problems),
(2) pelaksana (organizer), yaitu guru harus dapat menciptakan situasi,
memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai
dengan rencana, di mana ia bertindak sebagai orang sumber (resource person),
selama proses berlangsung (during teaching problems) dan (3) penilai
(evaluator), yaitu guru harus mengumpulkan, menganalisa, menafsirkan dan akhirnya
harus memberikan pertimbangan (judgement), atas tingkat keberhasilan proses pembelajaran,
berdasarkan kriteria yang ditetapkan, baik mengenai aspek keefektifan prosesnya
maupun kualifikasi produknya. Di lain pihak, Moh. Surya (1997) mengemukakan kompetensi
pedagogik yang harus dimiliki guru di sekolah adalah bagaimana merancang pembelajaran,
mengelola pembelajaran, menilai hasil pembelajaran peserta didik, mengarahkan pembelajaran
dan membimbing peserta didik.
Dunia pendidikan
tidak dapat lepas dari masalah manajemen, karena pendidikan juga memerlukan
penanganan dalam pengelolaannya secara terencana, teratur dan tertata dengan
baik. Oleh karena itu,pendidikan akan selalu mengikuti prinsip manajemen yaitu
mulai dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan
(actuating) dan pengawasan (controlling). P. Siagian,(1991).
UNESCO memperkenalkan konsep belajar yaitu;
1.
Learning to know,
yaitu belajar untuk mengetahui sesuatu,
2.
Learning to do,yaitu
belajar untuk mengerjakan sesuatu,
3.
Learning to be, yaitu
belajar untu berbuat sesuatu,
4.
Llearning to live together, yaitu belajar untuk mampu berbaur dan bermakna bagi orang
lain.
Manajemen pembelajaran dalam
penelitian ini dimaksudkan bahwa pengelolaan proses belajar dan mengajar
dilakukan secara profesional yaitu memiliki keahlian dibidangnya, memiliki
komitmen, berakar dan memiliki etika yang baik. Pengelolaan pembelajaran yang
dilakukan menumbuhkan dan menciptakan
kegiatan belajar – mengajar yang bermutu sehingga tercipta proses pembelajaran yang
aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.
b. Pertanyaan
penelitian
1. Apa
Tujuan Manajemen Proses Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Bahasa Inggris dengan
pendekatan saintifik di Sekolah Menengah
Kejuruan dalam penerapan
kurikulum 2013?
2. Bagaimana
Implementasi Manajemen Proses Pembelajaran
dalam Kegiatan Belajar Mengajar Bahasa Inggris dengan pendekatan saintifik di Sekolah Menengah Kejuruan dalam penerapan
kurikulum 2013?
3. Masalah
apa yang dihadapi oleh guru Manajemen Proses Pembelajaran
dalam Kegiatan Belajar Mengajar Bahasa Inggris dengan pendekatan saintifik di Sekolah Menengah Kejuruan dalam penerapan
kurikulum 2013?
4. Bagaimana
Upaya dan
langkah perbaikan kedepan untuk Manajemen
Proses Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Bahasa Inggris dengan
pendekatan saintifik di Sekolah Menengah
Kejuruan dalam penerapan
kurikulum 2013?
G.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan dua variabel yaitu
‘Manajemen Pembelajaran” dan ‘ Kegiatan belajar-mengajar Bahasa Inggris
dengan pendekatan saintifik”.
Dengan menggunanakan metode
penelitian kualitatif, Penelitian menggunakan instrumen dirinya sendiri yang di
dukung dengan kuisioner dan pedoman wawancara yang akan diolah melalui skala
Linkert dalam membuktikan asumsi atau hipotesa yang dituliskannya.
Langkah – langkah yang akan
dilakukan oleh penulis dalam penulisan laporan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.
Pendekatan dan
Metode Penelitian
Penelitian yang akan dilaksanakan menggunakan pendekatan
kualitatif yaitu hasil sajian lebih
memperhatikan karakteristik, kualitas, dan
keterkaitan antar kegiatan. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah
ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk, aktivitas,
karakteristik, perubahan, hubungan kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena
yang lain.
2.
Teknik pengumpulan
data dan instrumen yang akan digunakan
Teknik
pengumpulan data sesuai dengan metodologi penelitian yang akan digunakan yaitu
melalui observasi, wawancara dan penyebaran angket. Sedangkan instrumen yang
akan dipakai dalam pengumpulan datanya menggunakan pedoman pengamatan, pedoman
wawancara dan kuisioner.
3.
Subjek penelitian
Subjek dalam
penelitian ini adalah para guru dan siswa yang berasal dari 4 Sekolah menengah
Kejuruan di Kota Bandung khususnya yaitu; SMK Negeri 1 Bandung, SMK Negeri 3 Bandung, SMK Pasundan 1 Kota Bandung
dan SMK Profita Bandung. Masing – masing sekolah akan diambil sampel rata
– rata 4 orang guru bahasa Inggris dan 5 orang siswa.
4.
Prosedur
pengumpulan data
Prosedur
pengumpulan datanya melalui pengolahan hasil observasi, wawancara dan jawaban
serta tanggapan yang dikemukakan dalam kuisioner.
5.
Teknik analisa data
Teknik
analisis datanya adalah deskriptif analitif dari seluruh respon yang diberikan
oleh subjek penelitian melalui hasil pengamatan (observasi), wawancara dan
respon yang dikemukakan dalam kuisioner. Teknik ini mengolah informasi tentang
situasi yang terjadi di lapangan saat ini (Present
condition), menganalisis informasi yang dibutuhkan peneliti dan menentukan
bagaimana cara pencapaian hasilnya.
H.
SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN PENELITIAN
Adapun sistematika penulisan laporan penelitian tesis ini
disusun sebagai berikut;
BAB I :
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
B.
Rumusan dan
Pembatasan Masalah
C.
Tujuan dan Manfaat
Penelitian
D.
Asumsi dan
Pertanyaan Penelitian
E.
Kerangka Pemikiran
F.
Definisi
Operasional
G.
Prosedur Penelitian
H.
Sistematika
Penulisan
BAB II :
LANDASAN TEORI
A.
Manajemen
Pembelajaran
B.
Kegiatan Belajar-
mengajar
C.
Pendekatan
Saintifik
D.
Strategi
pengembangan manajemen pembelajaran di kelas.
BAB III : METODE
PENELITIAN
A.
Pendekatan dan
Metode penelitian
B.
Tempat dan Waktu
Penelitian
C.
Subjek dan Objek
Penelitian
BAB IV : LAPORAN
PENELITIAN
A.
Kondisi Objektif Lokasi
penelitian
B.
Deskripsi Hasil
Penelitian
C.
Pembahasan
BAB V : PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, daeng & Pipin Arifin, (2010), ‘Menuju Guru Professional’. Pustaka Al-
Kasyaf. Bandung. Indonesia
Daryanto, (2010), ‘Belajar
dan Mengajar’. Yrama Widya. Bandung.
Hamalik, Oemar (1999). “ Landasan dan Wawasan Manajemen
Pengembangan Kurikulum.’ Makalah bahan kajian matrikulasi program S-2
Pengembangan Kurikulum program Pascasarjana, UPI.
Johnson, Kost. Rosenweig. (1973), The Theory and management of System.
McGraw-Hill, Tokyo
Alma Buchari,
(2009), ‘Guru
Professional. Menguasai Metode dan Terampil Mengajar, PT. Alfabeta, Bandung.
Permadi, Dadi & Daeng Arifin (2010), “ The Smiling Teacher”, Perubahan motivasi dan
sikap dalam mengajar. CV. Nuansa Aulia Bandung.
Sukmadinata, Nana S (2009) “Metode penelitian Pendidikan” PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Surjadi, Ahmad (2009), “Pengantar Statistik Pendidikan” Program Pasca Sarjana UNINUS Bandung
Tuckman W. Bruce. (1978). Conducting Educational Research,
Second Edition. Harcort Brace Jovanovich, Inc Bab 9
_________, Undang – Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Citra Umbara, Bandung
_________,Permendiknas No. 50
Tahun 2007 tentang Standar pengelolaan
Pendidikan.
_________,Permendikbud No 81a Lampiran
IV tentang Implementasi Kurikulum Pedoman
Umum Pembelajaran.
Subscribe to:
Posts (Atom)